MENUNGGU

#cerpen

Oleh: Lek Rifa'i *)

Hari ini aku merencanakan beberapa kegiatan untuk saya jalankan. Apakah semuanya berjalan? Tidak semudah itu Ferguso. Kegagalan menemani hari ini. Ternyata gagal masih suka dengan saya. Lalu kapan si gagal mau pergi dari kehidupanku yang saru ini, kapan dia move on? Wallahu alam.

Rencana saya pagi ini bisa memulai bimbingan skripsi. Dalam buku agenda kutuliskan jam 09.30 WIB untuk bertemu dengan dosen calon pembimbingku. (Saya katakan calon karena belum pernah bimbingan, dan surat bimbingannya masih belum saya berikan). Tapi ternyata, sayang seribu sayang beliau belum bisa bertemu jam itu juga.

Alasan kenapa saya belum bisa ketemu dengan pembimbing pada jam itu. Pertama, mobil beliaunya belum ada di kampus. Kedua, hasil chatingan dengan beliau, dan katanya. "Iya mas saya nanti ke kampus,  tapi ini masih di kantor Bappeda." Mencoba saya bersabar dan menunggu.

Pagi yang saya rencanakan indah dengan berbagai agenda terlaksana dengan baik mulai menunjukkan adanya ketidak pastian rencana dengan realita. Berencana itu baik, tetapi sering membuat rencana itu sama halnya melatih diri untuk kebal dengan namanya kecewa. Semakin sering kamu berencana semakin banyak hal yang tidak sesuai dengan rencanamu. Semakin banyak hal yang tidak sesuai dengan rencana, semakin banyak rasa kecewa sering hinggap pada dirimu. Dan itu sudah sering saya rasakan di usia yang belum genap 22 tahun ini. 

Jangan kawatir dengan masalah kecewa. Kecewa merupakan salah satu masalah dari beribu masalah di dunia ini. Kecewa tidak selamanya berakibat negatif. Semua perkara tidak bisa lepas dari positif dan negatif. Begitu pula dengan "kecewa", selain dampak negatif, positif pun ada padanya. Apa itu? Sabar. Kecewa mengajarkan kita untuk sabar. Orang sabar dekat dengan Allah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB. Saya amati belum muncul juga mobil dosen yang kutunggu. Saya buka buku agenda, terlihat bahwa; "pukul 10.00 WIB  membaca buku di perpustakaan kampus." Kuputuskan saja melaksanakan agenda itu. Itung-itung sambil nunggu beliau Dosen.

Didalam perpustakaan tidak terasa dengan asyiknya saya telah habis puluhan halaman "Dunia Sophie" karya Justin Gaarder. Tiba-tiba di tengah membaca HP-ku bergetar, pertanda ada pesan. Saya lihat itu pesan. "Tunggu ya, ini saya masih di bengkel, benerin lampu." Itu pesan dari dosen yang saya tunggu-tunggu. Waktu telah menunjukkan pukul 11.30 WIB, setengah jam lagi perpustakaan tutup, jam istirahat.

Pesan itu saya jawab; "iya pak siap." Kemudian saya keluar dari perpustakaan karena azan dhuhur telah berkumandang.

Selesai sholat dhuhur saya merasa ada yang aneh dengan perut saya. Setelah saya rasa-rasakan ternyata  perut ngajak ke warung. Saya turuti si perut yang kosong untuk beli makan di warung depan kampus.

"makan bro?" Tanya teman.

"Iya ini mau makan bro." Jawab saya.

Makanan telah siap santap. Saya masukan nasi sesendok demi sesendok ke dalam mulutku. Tak lupa sesekali kerupuk juga saya masukkan, untuk menambah kenikmatan. Belum ada lima menit nasi sudah habis, kerupuk pun ikutan habis, minum yang belum. Saya aya t teh anget dalam gelas, seteguk dua teguk tiga teguk..... Lima teguk telah habis pula teh itu. Waktunya bayar.

Makan selesai tiba-tiba saya ingat bahwa pukul 14.00 WIB, saya ada janji dengan sahabat-sahabat "Forum Pecinta Buku" dan ini sudah pukul 13.00 WIB. Sedangkan Dosen yang saya tunggu masih belum datang ke kampus. Akhirnya saya putuskan untuk membatalkan pertemuan itu. Saya kirim pesan ke beliau; "maaf pak tidak jadi, saya ada urusan mendadak."

*) Penulis merupakan anak orang pinggiran

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv